Minggu, 29 Januari 2012

1861-1880 (Perang Aceh, Perang Batak, UU Agraria)

  • 1863
    • Ekspedisi militer Belanda ke Nias.
    • Britania mengirim kapal-kapal perang ke Langkat dan "pelabuhan-pelabuhan lada lainnya " di Sumatra.
    • 1 Juli, Perbudakan secara resmi berakhir di Hindia Belanda.
    • Tanaman tembakau diperkenalkan di Sumatra Utara.
    • Fransen van de Putte, seorang bekas pemilik perkebunan di Jawa dan penentang sistem tanam paksa, menjadi Menteri Urusan Koloni Belanda.
    • Wajib tanam cengkeh dan pala diakhiri.
  • 1864
    • 1 April, Perangko Hindia Belanda pertama diterbitkan.
    • Belanda bereksperimen dengan tanaman karet di Jawa dan Sumatra.
    • Belanda mengklaim Kepulauan Mentawai.
    • Sultan Siak terakhir turun takhta.
  • 1865
    • Tanam paksa teh, kayu manis dan nila diakhiri.
    • Belanda memperkenalkan tembakau di Deli dan Sumatra Utara.
    • Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Kesultanan Asahan di Sumatra Utara dan menyingkirkan Sultan ke Riau.
    • Undang-undang dan peraturan kehutanan yang baru diperkenalkan.
  • 1866
    • Wajib tanam tembakau diakhiri.
    • Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Sumba.
  • 1867
    • Gunung Merapi meletus dekat Yogyakarta; 1.000 orang meninggal.
    • "Undang-undang Pertanggungjawaban" mewajibkan keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan Belanda.
    • Departemen Pendidikan Hindia Belanda dibentuk.
  • 1868
    • Belanda memperketat kekuasaannya terhadap Bengkulu.
  • 1869
    • Sepertiga penduduk Sabu meninggal karena cacar.
    • Aceh memohon perlindungan kepada Kerajaan Ottoman.
    • Deli Maatschappij didirikan oleh para investor swasta.
    • Pada 1869, Terusan Suez dibuka, sehingga sangat mengurangi waktu dan upaya perjalanan antara Eropa dan Asia lewat laut, dan menjadikan tempat-tempat seperti Aceh jauh lebih penting dan strategis.
  • 1870
    • Wilayah Minahasa ditempatkan di bawah pemerintah langsung Belanda.
    • Sultan Mahmud Syah memerintah di Aceh hingga 1874.
    • Undang-undang Gula mulai suatu masa pembaruan agrikultur.
    • Penyakit melanda tanaman kopi di Jawa.
    • Pelayanan kapal uap yang rutin ke Belanda melalui Terusan Suez dibuka.
  • 1871
    • Undang-undang Agraria, Agrarische Wet, menggalakkan privatisasi pertanian, dan mulai membatalkan berbagai praktik tanam paksa. UU ini dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai tindak lanjut atas kemenangan partai Liberal di Belanda, sekaligus menggantikan politik Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan penanaman modal pengusaha Belanda. Pada pelaksanaannya Agrarische Wet mendukung berdirinya perkebunan-perkebunan besar Belanda di Hindia Belanda, sehingga dapat disebut sebagai upaya menarik modal swasta ke Hindia Belanda.
    • Wabah cacar membunuh 18.000 orang di Bali.
    • Kabel telegraf dipasang dari Banyuwangi, Jawa hingga ke Australia.
    • November, Traktat Sumatra antara Britania dan Belanda: Belanda memberikan Pantai Emas kepada Britania; Belanda dapat mengirimkan buruh-buruh kontrak dari India ke Guiana Belanda (kini: Suriname); Belanda bebas bertindak di Sumatra, Britania dan Belanda mempunyai hak-hak perdagangan di Aceh. Akibat dari perjanjian ini: tidak ada lagi keberatan terhadap upaya Belanda menaklukkan Aceh.
Peta peperangan Hindia Belanda
  • 1873
    • 25 Januari Utusan dari Aceh mengadakan pembicaraan dengan konsul Amerika di Singapura, namun Washington menolak memberikan bantuan AS. Belanda menjawab dengan peperangan.
    • 26 Maret Perang Aceh meletus. Belanda mengebom Banda Aceh.
    • 8 April Belanda mendaratkan pasukan-pasukannya di Banda Aceh.
    • 25 April pasukan-pasukan Aceh memaksa Belanda mundur.
    • Sultan Kutai menandatangani perjanjian yang mengakui Belanda.
    • Tanaman teh Assam dari India diperkenalkan untuk menggantikan tanaman teh dari Tiongkok, yang hasilnya mengecewakan. Produksi teh mulai meningkat.
    • Jalur kereta api pertama dibangun di Jawa.
    • 11 November Belanda menyerang Aceh kembali, dan mempertahankan posisi mereka, namun mengalami kerugian besar karena penyakit.
    • Belanda berperang sia-sia selama lebih dari 30 tahun, berusaha menguasai Aceh, namun tidak pernah benar-benar berhasil.
  • 1874
    • 24 Januari Pejuang Aceh meninggalkan Banda Aceh dan mengundurkan diri ke daerah perbukitan. Belanda mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh telah berakhir.
    • Sultan Mahmud Syah dari Aceh meninggal di hutan; Sultan Ibrahim Mansur Syah memimpin kesultanan di bukit-bukit hingga 1907. Teuku Umar, seorang bangsawan Aceh, memimpin pasukan-pasukan Aceh.
    • Ekspedisi Belanda ke Flores.
    • Belanda mengirim seorang utusan ke Kepulauan Aru.
  • 1877
    • Hamengkubuwono VII menjadi Sultan Yogyakarta.
    • Sejak saat ini, pemerintahan Hindia Belanda beroperasi dengan keuangan yang merugi.
  • 1878
    • Tanam paksa gula dan kopi mulai dihapuskan.
    • Ekspedisi di bawah Jenderal Van der Heijden membakar habis 500 desa di Aceh.
    • Teungku Cik di Tiro, seorang ulama Islam, mulai memimpin perlawanan di Aceh.
  • 1880
    • Jalur kereta api antara Batavia dan Bandung diselesaikan.
    • Koelie Ordonnantie ("Ordonansi Kuli") menguraikan undang-undang kontrak tenaga kerja: majikan harus menyediakan perumahan dan pemeliharaan kesehatan yang memadai, buruh hanya terikat dengan perkebunan selama kontrak yang berlaku. Kontrak harus ditandatangani di hadapan hakim, dan dapat dipertikaian di pengadilan.
    • Susu kental dalam kaleng yang pertama diimpor dari Australia.

 1881-1899

  • 1881
    • Para tetua suku Minahasa dijadikan pegawai-pegawai bergaji dari Hindia Belanda.
    • Mangkunegara IV wafat.
    • Pada awal 1880-an, seorang penduduk Kudus yang bernama Haji Jamahri memulai kebiasaan mencampurkan cengkeh dalam rokok yang dilintingnya dengan tangan untuk menolongnya mengatasi gejala-gejala asma. Inilah asal-usul "kretek". Namun demikian, produksi kretek secara komersial baru dimulai secara serius pada 1930-an.
  • 1882
    • Hindia Belanda melembagakan pemerintahan langsung di Buleleng dan Jembrana di Bali.
    • Hindia Belanda menguasai Karangasem dan Gianyar di Bali. Bali dan Lombok menjadi sebuah Karesidenan; raja-raja di Bali selatan tidak senang dengan hal ini, namun tetap berperang di antara mereka sendiri.
    • Kepulauan Aru dan Tanimbar ditempatkan di bawah administrasi Belanda.
    • 6 Agustus Tjokroaminoto dilahirkan.
    • Penyakit melanda tanaman tebu di Jawa.
    • Ekspedisi militer Belanda di Seram.
    • Minyak ditemukan di sekitar Kutai di Kalimantan.
    • Pengadilan Islam ("priesterraden") diberikan kekuasaan terbatas di Jawa. Yurisdiksinya dibatasi pada hukum keluarga.
  • 1883
    • Sisingamangaraja XII diusir dari wilayah Batak.
    • Krakatau meletus; 36.000 orang di Jawa Barat dan Lampung meninggal sebagai korban letusan ini.
    • A.J. Zijlker mendapatkan persetujuan dari Belanda untuk memulai pengeboran minyak di Langkat, Sumatra Uara.
    • Pemberontakan yang mendukung Pangeran Suryengalaga gagal di Yogyakarta.
  • 1884
    • Perang gerilya memanas di Aceh. Belanda membangun "Geconcentreerde Linie" (Garis Konsentrasi) di Aceh: suatu rangkaian dari 16 benteng yang dirancang untuk mengepung para gerilyawan.
    • Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Deli.
    • Pelayanan komunikasi dikonsolidiasikan oleh pemerintah ke dalam PTT (Post Telegraaf Telefoon).
  • 1885
    • Sultan Asahan kembali dari pembuangan ke wilayahnya untuk berkuasa atas nama Belanda.
    • Belanda memberlakukan pemerintahan langsung di Madura.
    • Orang-orang keturunan Tionghoa di Hindia Belanda digolongkan sebagai "orang Eropa" hanya untuk tujuan-tujuan hukum dagang semata.
  • 1887
    • Sultan-sultan Madura diturunkan statusnya menjadi bupati saja.
    • Depresi ekonomi melanda Jawa.
  • 1888
    • Gempa bumi terjadi di Bali.
    • Residen Belanda di Surakarta menguasai keuangan keluarga Mangkunegara.
    • Pemberontakan di Banten dipimpin oleh kelompok Qadiriyya.
    • Kalimantan Utara (Sabah) menjadi protektorat Britania.
    • Koninklijke Paketvaart Maatschappij dibentuk sebagai perusahaan pengiriman barang dan penumpang kapal utama antar pulau.
  • 1890
    • Zijlker mendirikan perusahaan yang kelak menjadi Royal Dutch Shell.
    • Ekspedisi Belanda melawan Flores.
    • Hindia Belanda memperkenalkan pajak kekayaan.
  • 1891
    • Mengwi di Bali dikuasai oleh Badung.
    • Pemerontakan Naqshbandiyya di Lombok melawan pemerintah Mataram-Bali; Belanda ikut campur.
    • Buruh-buruh kontrak yang pertama meninggalkan Jawa dan berangkat ke Suriname di Amerika Selatan.
  • 1893
    • Pakubuwono X menjadi Susuhunan Solo.
    • Sekolah-sekolah "Kelas Satu" untuk para penduduk pribumi Indonesia dibentuk.
  • 1894
    • Campur tangan terakhir Belanda di Lombok berhasil; para bangsawan melakukan puputan; Karangasem menjadi wilayah yang tergantung pada Belanda.
    • "Perang Batak" berakhir.
    • Pemberontakan melawan Portugis di Timor Timur.
    • Hindia Belanda mengorganisasi monopoli opium yang diselenggarakan negara untuk menguasai perdagangan candu (Opiumregie).
  • 1895
    • Jami'at Khair didirikan, organisasi ini berdedikasi dalam mengembangkan pendidikan Arab.
    • Timor Portugis, yang mulanya diadministrasi dari Makau, mendapatkan administrasinya sendiri.
    • Perjanjian Britania-Belanda menetapkan batas-batas antara klaim-klaim mereka atas Pulau Papua.
  • 1898
    • Belanda mulai melakukan eksplorasi di Papua.
    • Van Heutsz menjadi Gubernur Belanda di Aceh. Penasihatnya, Snouck Hurgronje memperkenalkan "Korte Verklaring", (Traktat Pendek), sebuah perjanjian singkat yang isinya mengakui pemerintahan Belanda, untuk menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit dengan para pemimpin setempat; Belanda mengadakan aliansi dengan para uleebalang dalam melawan para pemimpin Islam.
    • Juni, Van Heutsz mengirim suatu ekspedisi Belanda yang sukses melawan Pidie, Aceh.
  • 1899
    • R.A. Kartini memulai kariernya dalam menulis surat-surat.
    • Pesantren Tebuireng, sebuah sekolah Islam yang terkenal, didirikan di Jombang, Jawa Timur.
    • Teuku Umar terbunuh dalam suatu serangan Belanda.
    • Van Deventer, seorang pembaharu kolonial, menerbitkan "Een Eereschuld", yang isinya menuntut agar uang yang dikumpulkan pada masa lampau dari Hindia Belanda dikembalikan ke Hindia Belanda untuk menolong membayar utang kolonial yang kian meningkat.

 Abad ke-20

 1900-1910

  • 1900
    • Raja Gianyar di Bali takluk kepada kekuasaan Belanda.
    • Sekolah-sekolah menengah di Bandung, Magelang dan Probolinggo ditata kembali untuk mendidik orang-orang Jawa yang ingin menjadi pegawai negeri.
    • 17 Maret 1900, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) terbentuk di Batavia. THHK mendirikan sekolah-sekolah, jumlahnya 54 buah pada tahun 1908 dan mencapai 450 sekolah pada tahun 1934.
  • 1901
    • Jambi ditempatkan di bawah kekuasaan Residen Belanda di Palembang pada saat munculnya masalah suksesi dan pergolakan lainnya yang terkait.
    • Mahyudin Datuk Sutan Marajo menerbitkan koran Warta Berita di Padang, surat kabar berbahasa Indonesia pertama dengan tulisan latin.
    • Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch diperluas hingga ke Kalimantan.
    • Belanda menempatkan pasukan keamanan di Kepulauan Mentawai.
    • 6 Juni Soekarno dilahirkan.
    • Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan " Politik Etis" untuk Hindia Belanda.
  • 1903
    • Sultan Aceh, Tuanku Daud Syah, menyerah kepada Belanda, namun tetap mempertahankan hubungan rahasia dengan para gerilyawan.
    • Hindia Belanda mulai membuka sekolah-sekolah MULO untuk pendidikan dasar.
    • Undang-undang Desentralisasi memberikan beberapa kursi kepada pemerintahan lokal dan provinsi kepada penduduk pribumi di Hindia Belanda. Pemilu untuk pertama kalinya diadakan di Jawa.
    • Keuangan Hindia Belanda dipisahkan dari keuangan tanah air Belanda.
  • 1904
    • Van Heutsz, yang sebelumnya adalah Gubernur militer di Aceh, menjadi Gubernur Jenderal (hingga 1909).
    • Taha dari Jambi dibunuh oleh Belanda.
    • Mei, Kapal "Sri Koemala" karam di lepas pantai Sanur, Bali. Penduduk setempat menjarah kapal itu; si pemilik kapal menuntut ganti rugi pemerintah Hindia Belanda. Akibatnya, hubungan antara Hindia Belanda dengan Raja Badung di Bali memburuk.
    • Ekspedisi militer Hindia Belanda menguasai wilayah Batak di Sumatra.
    • Suatu ekspedisi di bawah Kapten Van Daalen ke daerah pegunungan di Aceh menyebabkan matinya lebih dari 3.000 penduduk desa, termasuk lebih dari 1.000 kaum perempuan dan anak-anak.
    • Pemerintah Belanda mulai memberikan bantuan dan pinjaman untuk pembayaran kembali utang Hindia Belanda.
    • Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri, sebuah sekolah untuk kaum perempuan.
  • 1905
    • Januari, Belanda mulai melakukan operasi militer selama lima bulan di Kalimantan.
    • Belanda mengirim sebuah pasukan militer melawan pemberontakan di Seram.
    • Agustus, pasukan-pasukan Belanda mendarat di Pare Pare. Pasukan Belanda mencapai kemenangan besar di wilayah Sulawesi; Bugis, Makasar, Toraja dikuasai untuk seterusnya. Penguasa Bone digulingkan.
    • Para pemberontak Aceh menghubungi konsul Jepang di Singapura untuk meminta pertolongan.
    • Belanda menduduki Kepulauan Mentawai.
    • Serikat buruh pertama dibentuk oleh para buruh kereta api.
    • 16 Oktober Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi, mula-mula untuk melindungi kepentingan-kepentingan para pedagang batik Islam di Surakarta.
    • Dewan kota dibentuk di Batavia dan Bandung.
    • Pemerintah Hindia Belanda mensponsori suatu komunitas petani Jawa yang dipindahkan ke Lampung: inilah contoh transmigrasi pertama.
  • 1906
    • 15 September Belanda membuat berbagai kemajuan besar di Bali; armada Hindia Belanda membuang jangkar di lepas pantai Sanur.
    • 16 September Pasukan-pasukan Hindia Belanda menyerbu Sanur.
    • 20 September Angkatan Laut Belanda menembaki Denpasar dengan meriam.
    • Para bangsawan Badung melakukan bunuh diri dalam sebuah puputan, sambil berbaris di jalan utama Denpasar. Lebih dari 3.600 orang terbunuh.
    • 23 September Belanda membuat kemajuan di Tabanan, Bali. Raja Tabanan menawarkan penyerahan dirinya dengan syarat ia diizinkan mempertahankan gelar dan tanahnya. Residen Belanda menawan Raja hingga ia dapat mendapatkan jawaban dari pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Raja Tabanan melakukan bunuh diri di tahanan.
    • Perkebunan karet di Sumatra berkembang dengan berbagai varitas tanaman baru.
    • Belanda menguasai Sumba.
    • Belanda membentuk sebuah protektorat terhadap Berau di Kalimantan Timur.
    • Sensor pasca-penerbitan diperkenalkan: semua penerbitan harus diserahkan dalam tempo 24 jam setelah terbitnya ke badan sensor untuk ditinjau.
  • 1907
    • Militer Belanda memadamkan pemberontakan di Flores, dan kini berkuasa penuh.
    • Pemberontakan di Jambi akhirnya dipadamkan.
    • Para gerilyawan Aceh menyerang Belanda di Banda Aceh.
    • Raja Sisingamangaraja XII memberontak melawan Belanda, dan ditembak dalam konflik itu.
    • Hindia Belanda memperkenalkan pajak terhadap usaha-usaha dagang.
    • Samin Surosentiko, pencetus ajaran Samin, ditangkap di Jawa dan diasingkan ke Padang, Sumatera.
    • Perusahaan minyak Zijlker's Royal Dutch bergabung dengan Shell Transport and Trading dan menjadi Royal Dutch Shell.
    • Belanda mengirim polisi ke Kepulauan Tanimbar untuk menghentikan konflik antar suku.
    • Program pendidikan baru diperkenalkan dengan maksud menawarkan pendidikan tiga tahun untuk anak-anak, yang terbuka untuk masyarakat umum.
  • 1908
    • Klungkung memberontak melawan Belanda; para bangsawan melakukan puputan untuk mempertahankan kehormatan mereka.
    • Belanda ikut campur dalam konflik-konflik lokal di Sumbawa, hingga lebih ketat menguasai wilayah itu.
    • Buton jatuh ke dalam pemerintah langsung Belanda.
    • VSTP (serikat buruh kereta api) dibentuk, anggota-anggota orang Indonesia diterima.
    • 20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya era Kebangkitan nasional
    • Oktober Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. Tjipto Mangunkusumo meninggalkan organisasi ini.
    • Indische Vereeniging didirikan untuk para mahasiswa Indonesia di Belanda.
    • Pemberontakan kecil di Minangkabau dipadamkan.
    • Hindia Belanda memperkenalkan pajak pendapatan.
  • 1909
    • Tjokroaminoto menjadi pemimpin Sarekat Dagang Islamiyah.
    • Putri Hindia, sebuah penerbitan untuk kaum perempuan, didirikan.
    • Belanda mengonsolidasikan kekuasaan atas Seram.
    • Belanda menguasai Buru.
    • Adabiah, sekolah Islam modern pertama berdiri di Padang
  • 1910
    • Perlawanan Islam di Aceh dilumpuhkan.
    • Jami'at Khair digantikan oleh Al-Irsyad (Jamiat Islam al Irsyad al Arabia), sebuah organisasi untuk kaum Muslim keturunan Arab di Indonesia.
    • Pemberontakan di Timor Timur di bawah pimpinan Dom Boaventura.
    • Ratulangi mendirikan Perserikatan Minahasa, sebuah organisasi sosial untuk orang Minahasa.
    • Ekspedisi Belanda ke Pulau Komodo melaporkan penemuan komodo kepada masyarakat di Eropa untuk pertama kalinya.

 1911-1920

  • 1914
    • Hollandsch-Inlandsche Schools (HIS) dibentuk kembali, menjadi terbuka untuk orang Indonesia.
    • 9 Mei, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), nantinya menjadi PKI.
    • Perang di Eropa: Pemerintah Belanda mempertimbangkan menggunakan milisi dari Indonesia.
    • Pameran Besar Kolonial di Semarang, dihadiri oleh Pakubuwono X dari Surakarta dan rombongannya.
    • Pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas percobaan penerbangan di Surabaya untuk mempelajari kinerja pesawat dalam kondisi tropis.
    • KNIL membentuk sebuah angkatan udara.
    • Nias sepenuhnya dikuasai Belanda.
    • Pasukan pendudukan KNIL di Bali ditarik mundur dan digantikan oleh unit polisi biasa.
    • Insulinde berdiri, didukung oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, yang telah kembali dari pengasingan.
  • 1916
    • Delegasi anggota dari Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi-organisasi lain mengunjungi Belanda
    • Pemerintah Hindia Belanda membentuk "Politiek Inlichtingen Dienst", sebuah pasukan polisi khusus untuk menyelidiki kejahatan politik (kemudian berganti nama menjadi "Algemene Recherche").
    • J.P. Count van Limburg Stirum menjadi Gubernur-Jenderal hingga 1921.
    • Soekarno muda bersekolah di Surabaya, tinggal di rumah Tjokroaminoto.
    • Juni, Sarekat Islam menyelenggarakan pertemuan di Bandung; beberapa anggota dan kelompok Jawa tradisional tidak suka dengan modernisasi.
    • Mangkunegara VII mengambil alih tempat tinggalnya di Surakarta.
    • Desember, Dewan Negara (Parlemen) di Belanda meloloskan RUU untuk pembentukan sebuah Koloniale Raad (kemudian dikenal dengan Volksraad) untuk Hindia Belanda.
  • 1917
    • Jong Sumatranen Bond berdiri di Jakarta
    • Sarekat Islam mulai mengambil posisi lebih anti-pemerintah.
    • Kelompok sayap kiri dari Semarang berkumpul di Sarekat Islam dibawah Semaun; Tjokroaminoto tidak melarang mereka.
    • Belanda mempertimbangkan milisi Indonesian untuk dinas militer; anggota sayap kiri di Sarekat Islam menentang.
    • Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah berdiri.
    • Fasilitas pelabuhan modern dibangun di Surabaya.
    • Ki Hajar Dewantara kembali dari pembuangan.
  • 1918
    • 18 Mei Volksraad berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi sebagai dewan penasihat saja.
    • Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga ditempatkan di sana.
    • ISDV mulai membentuk soviet-soviet (dewan-dewan) di Surabaya.
    • "Sarekat Islam B", cabang revolusioner rahasia, mulai terbentuk. Anggotanya termasuk Musso (dan kemungkinan juga Tjokroaminoto).
    • Sarekat Sumatra didirikan.
    • Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
    • Organisasi Jong Minahasa didirikan.
    • Pemerintah Hindia Belanda mulai menindas ‘’soviet-soviet’’ ISDV, mengusir anggota-anggota Belanda dari gerakan komunis.
    • "Janji November": pemerintah Belanda mengatakan bahwa Indonesia akan memiliki pemerintahan sendiri pada masa depan yang belum ditetapkan.
    • 14 November anggota-anggota orang Indonesia di Volksraad mengecam Pemerintah Hindia Belanda karena lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan orang Eropa.
    • Pemerintah Hindia Belanda membuang Sneevliet.
    • Douwes Dekker kembali dari pembuangan.
  • 1919
    • Mei-Juni Penembakan di Garut; seorang pejabat Belanda di Toli-toli, Sulawesi dibunuh. Belanda menggunakan penembakan ini sebagai alasan untuk menindas Sarekat Islam Seksi B.
    • Indo-Europees Verbond didirikan untuk memajukan kepentingan-kepentingan "orang-orang Indo", sementara pada saat yang sama juga mendukung Belanda.
    • Haji Misbach mengajarkan "Komunisme Islam" di Surakarta
    • Desember Sarekat Islam mengklaim mempunyai 2 juta anggota; menyelenggarakan kongres di Yogyakarta.
    • KLM membuka pelayanan udara jarak jauh dari Amsterdam ke Batavia.

 1921-1930

  • 1921
    • Juni, Jong Java mengadakan kongres di Bandung; Soekarno berbicara di kongres untuk menganjurkan pembaruan bahasa.
    • Fock menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda hingga 1926.
    • Timorsch Verbond didirikan.
    • Agustus, Tjokroaminoto ditangkap.
    • Oktober, Kongres Nasional ke-6 Sarekat Islam melarang anggota-anggota SI merangkap sebagai anggota partai-partai lain, termasuk PKI.
    • Banyak cabang Sarekat Islam terpecah menjadi (SI-Merah) yang mengikuti Semaun dan (SI-Putih) yang mengikuti Tjokroaminoto.
    • Semaun berangkat ke Uni Soviet.
    • Tan Malaka berusaha memulihkan perpecahan dalam Sarekat Islam.
    • PKI menolak Tjokroaminoto.
    • Sukarno muda mulai belajar di Technische Hoogeschool di Bandung.
    • Soeharto dilahirkan.
    • Hamengkubuwono VIII menjadi Sultan Yogyakarta.
    • Desember, Tan Malaka menjadi ketua PKI.
  • 1922
    • Perhimpunan Mahasiswa Indonesia didirikan di Belanda. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dan banyak lagi lainnya yang kelak memainkan peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan (dan dalam pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1950-an).
    • Maret, Tan Malaka dibuang dari Hindia Belanda.
    • April, Tjokroaminoto dibebaskan dari tahanan sambil menunggu bandingnya.
    • Ki Hadjar Dewantoro mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta, sebuah sekolah mandiri tanpa dukungan pemerintah untuk mengembangkan kesenian Jawa maupun pendidikan modern (anti-modernis); menciptakan istilah "demokrasi terpimpin".
    • Indische Vereeniging di Belanda mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Anggotanya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir; Tan Malaka dan Semaun berbicara dalam pertemuan-pertemuannya.
    • Semaun kembali dari Belanda.
    • Marah Roesli menerbitkan novel "Sitti Noerbaja"
    • Pemogokan berlanjut.
    • Kongres Al-Islam diadakan di Cirebon; perdebatan hangat pecah antara pandangan-anggota yang "modernis" dan "tradisionalis" tentang Islam.
    • Pelgrimsordonnantie disetujui; mulailah kontrol pemerintah terhadap perjalanan calon haji.
    • Fasilitas pelabuhan modern dibuka di Belawan untuk melayani Sumatra utara.
  • 1923
    • Februari, Partai Katolik didirikan.
    • Pemogokan kereta api oleh VSTP yang dipimpin pihak Komunis, Semaun sebagai pemimpinnya ditangkap dan dibuang; banyak serikat buruh yang kini didominasi Komunis.
    • Februari, Tjokroaminoto menata kembali Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam yang baru. Para pendukung komunis meninggalkan organisasi ini, dan membawa serta banyak anggota bersama mereka; Cabang-cabang SI Merah menjadi Sarekat Rakyat.
    • Tan Malaka ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara, dan berbasis di Guangdong, Tiongkok.
    • 12 September Persatuan Islam (atau Persis), sebuah kelompok modernis garis keras, didirikan di Bandung. Mohammad Natsir yang masih muda adalah salah satu anggota pertamanya.
    • Pasteur Institute dipindahkan dari Batavia ke Bandung.
    • Wajib militer diberlakukan untuk semua warga negara Belanda di Hindia.
  • 1924
    • Perserikatan Komunis di Hindia mengganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia, memutuskan untuk mengadakan pemberontakan. Musso bergabung dengan PKI.
    • "Sarekat Hijau" dibentuk oleh Belanda, anggota-anggotanya adalah pejabat-pejabat setempat, kaum kriminal, polisi, dll. yang pro-Belanda.
    • Dr. Sutomo mendirikan Indonesia Study Club.
    • Pelayanan pos udara pertama dari Batavia ke Amsterdam. Penerbangan memakan waktu hampir dua bulan.
    • Biro Malaria Pusat didirikan untuk mengoordinasikan program-program pemberantasan malaria.
Tan Malaka, pencetus Republik Indonesia lewat bukunya Naar de Republiek Indonesia
  • 1925
    • Konstitusi baru: Dewan Hindia menjadi lembaga penasihat, Volksraad mendapatkan kekuasaan legislative terbatas. Gubernur Jenderal dan birokrasi tidak terpengaruh. Orang-orang Tionghoa secara resmi didefinisikan sebagai "vreemde oosterlingen"
    • Keanggotaan di Volksraad ditetapkan 60:30; 60 orang Belanda, 25 Indonesia, dan 5 anggota lainnya keturunan Arab atau Tionghoa.
    • Pemogokan yang dipimpin oleh PKI gagal, Tan Malaka berada di Singapura.
    • Sukarno mendirikan Generaal Study Club yang pro kemerdekaan di Bandung, menganjurkan kesatuan bangsa.
    • 23 September Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta; anggota-anggotanya antara lain adalah Haji Agus Salim dan Mohammad Natsir.
    • Tan Malaka mencetus bentuk negara Republik, lewat buku Naar de Republiek Indonesia
    • Sensor film diberlakukan.
    • Stasiun radio komersial pertama di Batavia.
    • Desember, para pemimpin PKI mengadakan rapat di Prambanan untuk merencanakan pemberontakan terbuka.
  • 1926
    • Belanda menangkap lebih banyak anggota PKI; Musso pergi ke Singapura. PKI mendapatkan instruksi dari Moskwa untuk memulai sebuah revolusi, lalu membatalkan instruksi ini. Musso merahasiakan instruksi yang kedua (instruksi untuk tidak memberontak).
    • 31 Januari Komite para ulama Islam berkumpul di Surabaya untuk mengirim sebuah delegasi ke Arab Saudi untuk memprotes syarat-syarat untuk para jemaah haji Indonesia. (Komite ini kelak menjadi benih Nahdlatul Ulama.)
    • Kongres Pemoeda I diadakan di Kota Solo pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 1926, dg ketua Mohammad Tabrani (Jong Java)
    • 12 November PKI memberontak di Banten, Batavia, Bandung, Padang. PKI mengumumkan pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan oleh Belanda, yang menangkap sekitar 13.000 orang. Tan Malaka menentang pemberontakan.
    • Sukarno mendapatkan gelar insinyur dalam bidang Arsitektur di Bandung.
    • Sukarno menerbitkan serangkaian tulisan yang berjudul "Nasionalisme, Islam dan Marxisme", dan menyerukan kerja sama antara ketiga gerakan ini.
    • De Graeff menjadi Gubernur Jenderal hingga 1931.
    • 31 Desember Kyai Haji Hasjim Asjari mendirikan Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi Muslim yang berkarya dalam bidang pendidikan, bantuan amal, dan bantuan ekonomi.
  • 1927
    • Januari, pemberontakan PKI di Silungkang, Sumatra Barat dihancurkan.
    • Februari, Hatta dan lain-lainnya menghadiri pertemuan anti kolonial di Brussel bersama dengan banyak nasionalis lainnya dari Asia dan Afrika.
    • 4 Juli Sukarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
    • September, Hatta, Ali Sastroamidjojo dan lain-lainnya dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia ditangkap.
    • Dr. Tjipto Mangunkusumo ditangkap dan dikirim ke pembuangan di Banda. Ia tinggal di pembuangan selama 11 tahun.
    • Hindia Belanda membangun kamp penjara Boven Digul di Papua untuk menampung para tahanan politik.
    • Kampanye anti narkotik: Hindia Belanda melarang penanaman koka dan hemp.
    • Desember, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), kelompok yang menaungi organisasi-organisasi nasionalis dibentuk di Bandung.
    • Jahja Datoek Kajo orang pertama yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad
  • 1928
    • PNI mengganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia, menerima bendera Merah-Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, "Indonesia Raya" ciptaan W.R. Supratman sebagai lagu kebangsaan.
    • Maret, Hatta dan pendukung-pendukungnya dibebaskan; pidato-pidato Hatta jelas-jelas anti Belanda.
    • 28 Oktober, Kongres Pemuda II di Batavia menerima "sumpah pemuda": satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Kongres diketuai oleh Sugondo Djojopuspito (PPI)
    • Muhammad Yamin menulis puisi "Indonesia tumpah darahku".
    • KNILM didirikan sebagai perusahaan penerbangan resmi Hindia Belanda.
    • Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) didirikan di Bukittinggi sebagai organisasi pendidikan untuk kaum Muslim Minangkabau yang tradisionalis .
  • 1929
    • Agustus, Pemerintah Hindia Belanda memperingatkan anggota-anggota PNI agar menghentikan aktivitas-aktivitas mereka.
    • Orang-orang Indonesia mendapatkan kursi mayoritas di Volksraad, yang tetap merupakan sebuah lembaga penasihat.
    • Belanda memulihkan para bekas penguasa Bali hingga menjadi penguasa setempat yang berkuasa di bawah wewenang Belanda, dalam sebuah upacara yang panjang di Besakih.
    • 29 Desember Soekarno dan pengikut-pengikutnya ditangkap di Yogyakarta. Mereka dipenjarakan di Bandung.
Wilayah birokrasi Hindia Belanda
Pembagian legal Hindia Belanda. Biru tua: Belanda memerintah melalui pemimpin adat yang sudah bersumpah setia pada Belanda (status zelfbestuuren) dibimbing oleh residen2 Belanda. Biru muda diperintah langsung oleh BB (Binnenlands Bestuuren) pemerintah Belanda

 1931-1940

  • 1931
    • Perhimpunan Indonesia dikuasai oleh kaum komunis; Sjahrir dan Hatta dipecat.
    • 25 April PNI memutuskan untuk membuarkan dirinya. Partai Indonesia atau Partindo dibentuk sebagai gantinya empat hari kemudian. Beberapa anggota PNI, termasuk Hatta, kecewa.
    • Desember, Sjahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia bersama Hatta ("PNI-Baru").
    • Sukarno dibebaskan oleh de Graeff.
    • Raja Bone dipulihkan kekuasaannya oleh Belanda untuk memerintah dengan pemerintahan mandiri setempat.
    • De Jonge menjadi Gubernur Jenderal hingga 1936.
    • Pemerintah Hindia Belanda memperketat sensor pers.
    • Ong Hok Liong mendirikan perusahaan rokok Bentoel.
    • 31 Desember Sukarno dibebaskan lebih awal dari penjara di Bandung.
  • 1932
    • Sukarno bergabung dengan Partindo; minat terhadap Partindo meningkat.
    • Agustus Hatta kembali dari Belanda.
    • Mohammad Natsir, 24 tahun, bertanggung jawab atas sekolah-sekolah Persatuan Islam yang baru; ia menulis bahwa Islam harus menjadi dasar dari Indonesia yang baru.
    • Belanda menuntut sekolah-sekolah independen untuk meminta izin operasi dari pemerintah; fraksi-fraksi di Volksraad bersatu menentang gagasan ini.
  • 1933
    • 5 Februari Pemberontakan para pelaut Belanda dan Indonesia di atas kapal Belanda “Zeven Provincien”. Pemberontakan ini disebabkan oleh ketidakpuasan karena gaji yang rendah, namun Pemerintah Hindia Belanda memandangnya sebagai suatu pemberontakan politik.
    • Hindia Belanda menekan sekolah-sekolah independen dan para pemimpin politik di Minangkabau.
    • Agustus, Sukarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Sukarno dibuang ke Ende di Flores tanpa pengadilan.
    • Oost-Indische Leger diganti namanya menjadi KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger).
    • Pertemuan-pertemuan organisasi induk PPPKI dilarang.
    • Sutan Takdir Alisjahbana menerbitkan majalah Pujangga Baru
  • 1934
    • Belanda mulai melakukan kebijakan proteksionis untuk menghalangi produk-produk Jepang yang lebih murah dan melindungi produk-produk Belanda yang lebih mahal.
    • Belanda menekan PKN untuk meninggalkan kegiatan politiknya yang terbuka.
    • Februari, Hatta dan Sjahrir ditangkap dan dikirim ke kamp tahanan Boven Digul di Papua.
    • Belanda melarang kongres Partindo.
    • Sayap pemuda Nahdlatul Ulama, Ansor, didirikan.
    • Tjokroaminoto wafat.
  • 1935
    • Al-Ittihadiah (perhimpunan Islam modernis) didirikan di Medan.
    • Nahdlatul Wathan, sebuah organisasi untuk pendidikan Islam, didirikan di Lombok.
    • Nahdlatul Ulama mengeluarkan peraturan bahwa Hindia Belanda adalah sautu negara di mana Islam dapat dipraktikkan, dan harus dibela melawan Jepang.
    • Desember, Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia bergabung untuk membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra). Anggotanya antara lain adalah Thamrin dan dr. Sutomo; juga terdapat sejumlah anggota yang pro Jepang. Partai yang baru ini menyerukan kemerdekaan melalui kerja sama dengan Belanda.
  • 1936
    • Van Starkenborgh diangkat menjadi Gubernur Jenderal; jabatan ini dipegangnya hingga sekurang-kurangnya tahun 1945.
    • Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda.
    • Juli, "Petisi Sutarjo" diterbitkan, menyerukan kemerdekaan untuk Indonesia dalam tempo 10 tahun.
    • 29 September Volksraad memutuskan untuk mendukung petisi untuk otonomi Indonesia di dalam konstitusi Belanda.
    • Becak menjadi sarana transportasi di Batavia.
    • November, Partindo dibubarkan.
    • Para geologiwan Belanda menemukan bukti kekayaan mineral — besi, tembaga, perak, dan emas — di Papua.
  • 1938
    • Sukarno, yang masih berada dalam penahanan Belanda, dipindahkan ke Bengkulu.
    • Orang-orang luar pertama mencapai Lembah Baliem di Papua.
    • Belanda mengadakan persidangan Tapanuli untuk mendukung para penguasa Batak setempat.
    • Hindia Belanda melembagakan "hukum adat" di Minangkabau dan Banjarmasin.
    • Moskwa menyuruh PKI untuk menghentikan aktivitas-aktivitas anti-Belanda.
    • Persatuan Arab Indonesia terbentuk dari organisasi-organisasi Muslim Arab yang ada.
    • 16 November Pemerintah Belanda menolak petisi otonomi 1936 untuk Indonesia.
  • 1940
    • Februari, Belanda kembali menolak otonomi untuk Hindia Belanda.
    • 13 Februari Jepang menolak perjanjian arbitrase dengan Belanda.
    • 18 Maret Hamengkubuwono IX menjadi Sultan Yogyakarta.
    • Mei, Belanda jatuh ke tangan Jerman, pemerintah Belanda melarikan diri ke London.
    • 28 Juni Jepang mengatakan ingin merundingkan kembali perjanjian dagang dengan Belanda.
    • Juli Barang ekspor Indonesia ke Jepang dihentikan.
    • Agustus, Jepang menyatakan bahwa Perancis Indochina dan Hindia Belanda harus disatukan dengan sepenuh hati ke dalam "East Asia Co-Prosperity Sphere".
    • 9 Agustus GAPI menghadirkan petisi yang lain tentang "melengkapi demokratisasi Indonesia".
    • 23 Agustus Komisi untuk Studi Perubahan Konstitutional dibentuk untuk mempelajari permintaan GAPI. Thamrin dkk di Volksraad menarik proposal mereka untuk demokratisasi.
    • September Tentara Jepang bergerak menuju Perancis Indochina.
    • 12 September Pemerintah Hindia Belanda memulai pembicaraan perdagangan dengan delegasi Jepang di bawah pimpinan Kobayashi. Van Mook tidak mau bekerja sama dengan tuntutan Jepang untuk bahan bakar penerbangan.
    • 26 Oktober Jepang dan Belanda mengeluarkan sebuah deklarasi bersama yang berisi Hindia Belanda tidak akan menjadi bagian dari "Co-Prosperity Sphere".
    • 12 November Kuota atas penjualan minyak ke Jepang dari Hindia Belanda ditetapkan dalam perjanjian

0 komentar:

Posting Komentar